Jumat, 08 Oktober 2010

Virus Liberalis di Muhammadiyah

oleh : Fakhrurazi Reno Sutan

Penganut faham liberal di Muhammadiyah mulai menampakkan taring. Melalui berbagai pemikiran yang dituangkan di beberapa jurnal dan buku, mereka berusaha melibas sendi-sendi faham keagamaan Muhammadiyah.

Faham keagamaan Muhammadiyah yang merupakan hasil kesepakatan dan musyawarah setingkat Muktamar, Tanwir, dan persidangan lainnya itu, bagi mereka tidak ada artinya. Bahkan semua itu dianggap kolot, literal, dogmatis, dan sederetan penghinaan dan pelecehan lainnya.

Mereka mengklaim diri sebagai kelompok Liberal, sementara yang menentang dan menghalang-halangi mereka dituduh sebagai kelompok Literal. Mereka klaim dirinya Inklusif, sementara yang tidak setuju dengan pemikiran mereka dicap sebagai eksklusif. Mereka mengaku sebagai pemikir kontekstual, sedangkan yang lain diberi label dogmatis, dan sederetan label, symbol, dan cap yang mereka taburkan (baca "SM" no. 04 Februari 2004). Seakan merekalah pemilik kecerdasan, dan orang lain dianggap bodoh, dungu, dan jumud.

Kenapa Muhammadiyah tidak boleh melakukan interpretasi atau menafsirkan ajaran-ajaran Islam menurut yang diyakini warga Muhammadiyah? Mengapa Muhammadiyah tidak boleh membentuk kultur ala Muhammadiyah sendiri? dan kenapa Muhammadiyah dipaksa untuk berfaham Liberal? Mengapa mereka rusak kedamaian dan ketenangan yang selama ini telah dinikmati oleh warga Muhammadiyah?

Selasa, 05 Oktober 2010

Pesan-pesan Kyai Ahmad Dahlan

Tulisan di Papan Tulis Dekat Tempat Tidur KH. Ahmad Dahlan

25 November 2008 pukul 17:15 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | 1 Komentar
Tulisan di Papan Tulis Dekat Tempat Tidur KH. Ahmad Dahlan
 Tulisan ditulis dengan berbahasa arab yang artinya:
 “Hai Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.
Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau piker, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian. Mereka yang menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas. Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?”
 Sumber:
Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.