oleh : Fakhrurazi Reno Sutan
Penganut faham liberal di Muhammadiyah mulai menampakkan taring. Melalui berbagai pemikiran yang dituangkan di beberapa jurnal dan buku, mereka berusaha melibas sendi-sendi faham keagamaan Muhammadiyah.
Faham keagamaan Muhammadiyah yang merupakan hasil kesepakatan dan musyawarah setingkat Muktamar, Tanwir, dan persidangan lainnya itu, bagi mereka tidak ada artinya. Bahkan semua itu dianggap kolot, literal, dogmatis, dan sederetan penghinaan dan pelecehan lainnya.
Mereka mengklaim diri sebagai kelompok Liberal, sementara yang menentang dan menghalang-halangi mereka dituduh sebagai kelompok Literal. Mereka klaim dirinya Inklusif, sementara yang tidak setuju dengan pemikiran mereka dicap sebagai eksklusif. Mereka mengaku sebagai pemikir kontekstual, sedangkan yang lain diberi label dogmatis, dan sederetan label, symbol, dan cap yang mereka taburkan (baca "SM" no. 04 Februari 2004). Seakan merekalah pemilik kecerdasan, dan orang lain dianggap bodoh, dungu, dan jumud.
Kenapa Muhammadiyah tidak boleh melakukan interpretasi atau menafsirkan ajaran-ajaran Islam menurut yang diyakini warga Muhammadiyah? Mengapa Muhammadiyah tidak boleh membentuk kultur ala Muhammadiyah sendiri? dan kenapa Muhammadiyah dipaksa untuk berfaham Liberal? Mengapa mereka rusak kedamaian dan ketenangan yang selama ini telah dinikmati oleh warga Muhammadiyah?