Oleh Fuad Amsyari
8 September 2009
Ada pembelajaran tentang Islam yang ‘menyesatkan’ di Jawa Pos 24/8/09 pada RUBRIK ‘Spirit Ramadhan’.. Tulisan itu awalnya mensitir adanya ‘kebrutalan’ masa bersama MUI terhadap kompleks pelacuran.di Riau yang ditayangkan sebuah stasiun TV. Si penulis mencela mengapa melakukan tindak kekerasan pada sesama manusia di bulan suci Ramadhan terkait pelacuran itu. Lalu dilanjutkan oleh penulis uraian panjang lebar disertai untaian kata menarik sebuah ‘cerita sufi’ yang lalu diberi fokus heading tebal dan besar oleh Jawa Pos “Orang Alim Masuk Neraka, Pelacur Masuk Surga”. Astaghfirullah. Terasa sekali nuansa pelecehan terhadap ulama dan penghormatan pada pelacur, di bulan suci Ramadhan ini. Ringkas ceritanya, alkisah ada seorang alim bertetangga dengan seorang pelacur. Saban hari si orang alim membayangkan kerusakan akhlak si pelacur karena perzinaan yang dilakukannya. Sebaliknya si pelacur saban hari selalu berfikir positif pada si orang alim dan berbangga punya tetangga yang keulamaannya begitu baik, bahkan dia berkhayal kapan bisa meniru perilaku si ulama. Ujung dongengnya, kedua orang itu mati dan diproses di akherat. Si Ulama ternyata di masukkan neraka karena selalu berfikiran buruk terhadap perilaku pelacur, sebaliknya si pelacur dimasukkan surga karena selalu berfikiran mulia terhadap tetangganya yang alim itu. Apa yang salah dengan artikel tersebut?? Berikut ini respon saya atas tulisan yang ditulis seorang staf Departemen Agama RI itu.
Minggu, 12 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)